Sebuah
Tanya
Akhirnya
semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada
suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah
kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku
minum susu dan tidur yang lelap?
sambil
membenarkan letak leher kemejaku.
(kabut
tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi.
kau
dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi
belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah
kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika
kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih
dekat.
(lampu-lampu
berkedipan di Jakarta yang sepi
kota
kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau
dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika
malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah
kau masih akan berkata
kudengar
derap jantungmu
kita
begitu berbeda dalam semua
kecuali
dalam cinta
(haripun
menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah
yang tidak kita kenal berbicara
dalam
bahasa yang tidak kita mengerti
seperti
kabut pagi itu)
manisku,
aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan
harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.
Soe
Hok Gie
Selasa,
1 April 1969
Puisi diatas adalah sebuah karya dari soe hok gie
yang juga pernah dibawakan nicolas saputra pada salah satu film yang dibintanginya
(GIE),puisi ini memberikan saya banyak inspirasi tentang apa itu sebuah
hubungan ,bagaimana hubungan itu dengan sekitar.namun puisi ini memiliki makna
yang begitu luas yang tidak bisa saya pahami maknanya.
bagai mana menurut anda??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar