Subscribe:

Selasa, 20 Desember 2011

Karya Soe Hok Gie




Sebuah Tanya


Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa

pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu

memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

sambil membenarkan letak leher kemejaku.


(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi.

kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram

meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu

ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,

lebih dekat.


(lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi

kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya

kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara

ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

apakah kau masih akan berkata

kudengar derap jantungmu

kita begitu berbeda dalam semua

kecuali dalam cinta


(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram

wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara

dalam bahasa yang tidak kita mengerti

seperti kabut pagi itu)

manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan

dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.

Soe Hok Gie


Selasa, 1 April 1969




Puisi diatas adalah sebuah karya dari soe hok gie yang juga pernah dibawakan nicolas saputra pada salah satu film yang dibintanginya (GIE),puisi ini memberikan saya banyak inspirasi tentang apa itu sebuah hubungan ,bagaimana hubungan itu dengan sekitar.namun puisi ini memiliki makna yang begitu luas yang tidak bisa saya pahami maknanya.
bagai mana menurut anda??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar