Subscribe:

Sabtu, 17 Desember 2011

3 Hati 2 Duni 1 Cinta

Setelah saya menonton film ini, saya menjadi tersentuh. 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta menggambarkan kehidupan nyata yang sering kita jumpai.
Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta adalah sebuah kisah cinta Seorang pemuda muslim dengan seorang gadis katolik.

Rosid, pemuda muslim yang idealis dan terobsesi menjadi seniman besar seperti WS Rendra. Gaya seniman Rosid dengan rambut kribonya membuat Mansur, sang ayah, gusar karena tidak mungkin bagi Rosid untuk memakai peci. Padahal peci—bagi Mansur—adalah lambang kesalehan dan kesetiaan kepada tradisi keagamaan. Bagi Rosid, bukan sekadar kribonya yang membuatnya tidak mungkin memakai peci, melainkan karena Rosid tidak ingin keberagamaannya dicampur-baur oleh sekadar tradisi leluhur yang disakralkan
Ternyata tongkrongan seniman Risid membawa berkah juga. Delia, seorang gadis katolik berwajah manis, kepincut pada sosok Rosid. Tentu saja ini hubungan yang nekad . Rosid dan Delia adalah dua anak muda yang rasional dalam menyikapi perbedaan. Tapi orang tua mana yang rela dengan kisah cinta mereka. Maka mereka pun mencari cara untuk memisahkan Rosid dan Delia. Jurus Frans dan Martha, orang tua Delia, adalah dengan mencoba mengirim Delia sekolah ke Amerika. Berbeda lagi dengan Mansur. Ia berupaya menjinakkan Rosid dengan meminta nasihat Said, sepupunya yang ternyata tega menipunya
Muzna, ibunda yang sangat dihormati Rosid, pun turun tangan. Sang Ibu dengan bantuan Rodiah, adik suaminya, menjodohkan Rosid dengan Nabila, gadis cantik berjilbab yang ternyata mengidolakan Rosid, sang penyair. Memang, cinta Rosid dan Delia begitu kuat, tapi sekuat itu juga tantangannya. Selain perbedaan agama ternyata ada beban psikologis yang harus dihadapi jika mereka meneruskan hubungan itu hingga ke ikatan pernikahan. Akhir dari cerita ini adalah baik Rosid maupun Delia berbahagia dengan pasangan masing-masing, mereka memutuskan untuk mencari kebahagiaan masing-masing, dengan tetap menghormati satu sam lain.

Dari film ini kita bisa belajar tentang perbedaan. Banyak sekali orang yang tidak bisa menerima perbedaan, padahal apa sih salahnya sebuah perbedaan jikalau kita bisa menghormatinya? Sebagai makhluk yang beragama sesungguhnya kita tidak boleh saling membedakan dan membuat jarak diantara perbedaan-perbedaan tersebut. Memang situasi yang dialami oleh Rosid dan Delia begitu pelik. Namun, dalam menghadapi kasus yang serupa semoga anda dapat mengambil keputusan yang tepat dan dewasa.
Contohlah Rosid dan Delia, mereka sangat menghargai sebuah perbedaan, mereka juga saling menghormati dan bersikap realistis. Meskipun sudah ditentang oleh kedua orangtua mereka, mereka tetap menghormati, tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi.
Saya sangat senang dengan sikap delia yang memasrahkan semua kepada Tuhan, "lihat saja apa kata nanti", begitulah apa kata Delia, karena dengan bersikap seperti itu kita dapat merelakan dan bersikap 'legowo' saat menjumpai takdir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar